Analisis jenis Komunikasi
Oktober 17, 2019
Kasus Komunikasi Organisasi
Soal Penyebab Kerusuhan, Tokoh Papua Samuel Tabuni
Singgung Freeport hingga Kebijakan Pemerintah
TRIBUNWOW.COM - Tokoh Papua Samuel Tabuni mengungkapkan beberapa permasalahan
di Papua yang akhirnya memicu
terjadinya kerusuhan. Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube metrotvnews
yang diunggah Jumat (30/8/2019), Samuel Tabuni meminta
pemerintah untuk lebih memerhatikan masa depan warga Papua. Hal itu disampaikan Samuel Tabuni saat
menjalani konferensi pers bersama Menkopolhukam Wiranto dan beberapa tokoh Papua lainnya.
Samuel Tabuni menyatakan, masyarakat Papua selalu merasa
terganggu dengan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan mereka.
Samuel Tabuni memberikan contoh keberadaan PT Freeport dan Undang-Undang
Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Samuel
menyebut sejak awal kemunculan PT Freeport, warga Papua tak dilibatkan.
"Masalah
Papua ini memang sangat besar bagi bangsa
ini untuk mengatur, karena sejak awal mulai dari (PT) Freeport itu untuk
melibatkan orang asli Papua
sulit sekali walaupun waktu itu perjanjiannya dilakukan bersama
pemerintah."
"Lalu
orang Papua melakukan demo yang
luar biasa lalu ada perhatian, selama ini ada program 7 suku," tutur Samuel.
Dirinya kemudian
menyinggung tentang UU Otsus Papua. Samuel mengungkapkan, untuk membentuk Otsus
warga Papua harus melakukan
demonstrasi terlebih dahulu baru aspirasinya didengar oleh pemerintah.
Undang-Undang Otsus itu mau lahir, orang
Papua harus demo, demonya sampai bentuk tim 100 sampai ke Jakarta lalu (baru
diadakan) rapat Otsus," ucapnya. Samuel Tabuni lantas menyebutkan bahwa
setelah 20 tahun Otsus dibentuk, masyarakat Papua belum merasakan adanya
program yang dapat memberi mereka ruang untuk berkembang.
"Hari ini Otsus
itu sudah dua puluh tahun, saya selaku generasi muda dan teman-teman seusia
saya, kami terus terganggu dengan program yang tidak memberikan ruang besar
bagi generasi muda Papua,"
"Dalam waktu
yang bersamaan operasi militer terus terjadi di Papua, " kata Samuel.
Lebih lanjut Samel
menyebut, sebagian besar warga Papua yang turun ke jalan dalam kerusuhan belum
lama ini adalah kaum muda.
"Di sini hampir
100 persen generasi muda Papua hari ini, Bapak Ibu bisa lihat Bapak Menteri,
yang turun di lapangan itu semua anak-anak muda," tutur Samuel.
Samuel lantas
mengungkapkan, Papua tidak akan mempunyai masa depan yang baik jika terus tak
dilibatkan dalam kebijakan pemerintah.
"Sekarang kalau
anak-anak muda ini pikirannya kita tidak rangkul, tidak kita berikan ruang
untuk mereka terlibat dalam semua kebijakan nasional maupun Provinsi Papua,
Papua tidak ada masa depan yang baik di dalam negara ini," lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan
bahwa kerusuhan yang terjadi merupakan reaksi warga Papua atas tindakan rasisme
yang mereka terima sejak lama. Untuk itu, ia berharap semua pelaku tindakan rasisme
dan diskriminasi terhadap warga Papua segera ditindak tegas
"Karena itu yang saya mohon pada bapak presiden dan juga semua
kabinet pak presiden periode kedua, kenapa proses pembiaran bendera tidak
dilakukan secara baik dan benar,
"Khusus kemarin di Surabaya kita harus demo baru ada proses hukum
padahal proses rasisme sudah terjadi sejak lama, itu menjadi amarah bagi rakyat
Papua hari ini," Kata Samuel.
Kerusuhan Jayapura
Diberitakan
sebelumnya, kerusuhan kembali terjadi di Jayapura pada Kamis (29/8/2019) pagi. Dikutip TribunWow.com dari dari
Kompas.com, Jumat (30/8/2019), massa aksi kerusuhan itu sempat melakukan razia
pada setiap kendaraan yang melintas. Dua mobil di antaranya dibakar oleh massa. Selain itu, aksi penjarahan juga
terjadi hingga malam hari. Mereka menjarah pertokoan Entrop hingga kemudian
membakarnya. Sementara itu, aparat
keamanan berjaga-jaga di Jalan Koti yang tak jauh dari Grapari Telkomsel yang
dibakar oleh massa. Kini, sekitar 1200
personel Brimob dikerahkan untuk mengamankan situasi Jayapura. Tak hanya membakar pertokoan. Massa telah membakar sejumlah
fasilitas publik antara lain, Telkom, kantor pos, SPBU, dan kantor Majelis
Rakyat Papua (MRP) yang terletak di Jalan Raya Abepura. Massa berkumpul di berbagai
titik, antara lain Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota
Jayapura. Tak hanya warga
biasa, mahasiswa turut meramaikan aksi protes. Awalnya mereka hanya melakukan
unjuk rasa namun berujung kerusuhan.
Analisis
Kasus
Dari
kasus diatas terdapat jenis komunikasi Organisasi :
1.
Komunikasi
Internal
a.
Komunikasi
Vertikal adalah Komunikasi yg terjadi secara vertikal dari atas ke bawah
(downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication).Dengan
kata lain komunikasi vertikal adalah komunikasi dua arah yang terjadi atasan dan
bawahan yang bersifat formal.
Dari artikel kasus diatas terdapat contoh komunikasi
vertikal yaitu :
"Karena itu yang saya mohon pada bapak presiden dan
juga semua kabinet pak presiden periode kedua, kenapa proses pembiaran bendera
tidak dilakukan secara baik dan benar,
"Khusus kemarin di Surabaya kita harus demo baru ada
proses hukum padahal proses rasisme sudah terjadi sejak lama, itu menjadi
amarah bagi rakyat Papua hari ini," Kata Samuel.
b.
Komunikasi
Horisontal adalah komunikasi yang terjadi antara sesama anggota organisasi atau
komunikasi antar karyawan yang bersifat informal.
Dari artikel kasus diatas terdapat contoh komunikasi
horisontal yaitu :
Konferensi Pers yang dilakukan Samuel Tabuni kepada
Media.
2.
Komunikasi
Eksternal
Komunikasi Eksternal adalah Komunikasi
antara Pimpinan Organisasi dengan khalayak diluar Organisasi. Komunikasi
Eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik yaitu
komunikasi dari organisasi ke khalayak dan komunikasi dari khalayak ke
organisasi. Komunikasi dari Organisasi kepada khalayak umumnya bersifat
informatif.Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik
yang diberikan khalayak terhadap kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
organisasi.
Dari Artikel Kasus diatas terdapat
komunikasi Eksternal yaitu :
Samuel Tabuni yang merupakan tokoh
masyarakat mewaliki masyarakat kepada pemerintah untuk lebih memerhatikan masa
depan warga Papua.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar